WEB BLOG
this site the web

Cerita Sex Kurelakan Diriku Disetubuhi Sopirku Karna Penasaran


mau melindungi nona kita dari para lelaki iseng”
“Dari mana kakang tahu kalau mereka itu lelaki iseng?”
“Ya dari nganu…eng..yaa itu!” ujar mang Narko tak bisa menjemukan jawaban yg pasti.
“Itu! Nganu! Bilang saja kalau kakang cemburu sama mereka. Takut nona kita kecantol sama salah satu dari mereka. Ya kan?!”cibir mbak Siti.

Mang Narko hanya nyengir malu sambil menggaruk-garuk kepalanya yg tdk gatal karena mbak Siti mampu menebak pikirannya dengan tepat.Sementara aku sendiri tertawa geli mendengar perdebatan kedua suami-istri itu.

“Iya sih, Ti. Aku memang cemburu sama pemuda-pemuda itu…” masih kudengar ucapan bernada lesu mang Narko kepada mbak Siti.

Ia letakan sapu lidinya dan duduk di atas sebuah batu. Mbak Siti menggeleng-gelengkan kepala melihat suami tuanya itu bertingkah bagai seorang pemuda yg tengah kasmaran itu.

“Kang! Kakang itu ngaca dulu dong!. Kakang ndak bisa berharap memiliki dia seperti aku dan istri-istri kakang dulu.

Bagaimanapun juga non Monica itu pantas mendapatkan jodoh yg sepadan buatnya. Dan suatu hari nanti hal itu pasti akan datang juga.” Timpal mbak Siti. Jelas pembicaraan itu tengah membahas diriku.

“Aku tahu nduk. Tapi… setdknya aku pingin sekali jadi yg ‘pertama’ buat non Monica, nduk! Nona kita itu membuat aku serasa muda kembali”
“Kubur saja angan-anganmu itu, kang! Bukankah sudah dia katakan jika dia ndak mau memberikan yg satu itu kepada kakang. Justru sebaliknya saya kuatir non Monica bakal membenci kakang jika kakang nekat melakukannya! Saya heran sekali kakang ndak pernah puas. Masih untung saya mau membantu hasrat terpendam kakang itu ”
“Aku bakal menunggu saat yg tepat nduk. Sampai dia merasa ‘siap’ dulu untuk yg ‘satu’ itu.”
“Hhhhhhh… Terserahkang Narko! Pokoknya aku sudah mengingatkan!. Kalau ada apa-apa kang Narko tanggung sendiri resikonya.”

Pembicaraan mereka berhenti sampai di situ. Aku mengerti dengan maksud pembicaraan mereka. Rupanya hasrat besar mang Narko kepadaku sudah ada sejak lama. Kesempatan itu baru bisa terlaksana akibat rasa penasaranku dan atas batuan mbak Siti. Namun mbak Siti menghargai prinsip dan keinginanku untuk tetap mempertahankan keperawananku.

Sebenarnya aku sendiri terkadang kepingin juga merasakan bila memekku dipenetrasi secara penuh oleh k0ntolnya mang Narko. Dan aku tahu kenikmatannya pasti jauh lebih besar ketimbang cuma melakukan peting seperti yg sudah aku alami. Apalagi setiap menyaksikan persetubuhan panas mereka berdua. Pekik-pekik kenikmatan mbak Siti begitu mendebarkan.

Aku ingin juga seperti dia.. Merasakan kedutan-kedutan besar itu jauh di dalam relung kewanitaanku.. Namun ucapan mami tetap saja membuatku takut melangkah lebih jauh. Aku tak ingin bila dicampakan oleh lelaki yg menjadi suamiku kelak bila ia tahu aku sudah tdk perawan lagi di malam pertama.

Hubungan aneh diantara kami terus berjalan selama kira-kira beberapa bulan ke depan. Hingga semua ketenangan itu terganggu ketika pada suatu hari mbak Siti secara mendadak memaksa mang Narko untuk menceraikannya. Aku juga kaget mendengar kabar itu.

Selama ini tak pernah satu kalipun aku melihat mereka bertengkar. Jikapun ada itu hanya sebuah perdebatan kecil yg langsung terselesaikan saat itu juga. Aku berusaha mencari tahu penyebabnya dengan bertanya pada mang Narko. Ia mengatakanbahwa mbak Siti telah main mata dengan mantan pacarnya di kampung dulu yg kini memiliki kehidupan sukses setelah menjadi TKI ke luar negeri.

Baru kuketahui juga jika kepada lelaki itu pula mbak Siti menyerahkan keperawanannya. Mereka bahkan sudah berencana menikah setelah mbak Siti mendapatkan izin cerai darimang Narko.Dengan berat hati mang Narko terpaksa mengabulkannya. Ia tahu mbak Siti tetap juga akan pergi meski tak ia ceraikan.

“Mbak?! Kenapa tega sekali terhadap Mamang?” protesku pada mbak Siti saat ia sedang mengemasi pakaiannya.

Sepertinya tdk tersinggung dengan ucapanku. Ia hanya tersenyum getir.

“Non…Mang Narko adalah pria yg baik. Bersamanya hidupku penuh dengan gairah meledak-ledak. Tapi dia bukanlah type seorang suami apalagi bapak yg ideal bagi sebuah keluarga. Umur mbak semakin hari semakin tua. Seorang wanita hanya memiliki kesempatan selagi ia masih muda. Dan mbak tak ingin semuanya menjadi terlambat.” Pada saat itu aku masih belum mengerti dengan ucapannya itu.

Baru sekarang aku paham maksud mbak Siti kala itu.

“Saya tdk paham maksud, mbak?”
“Hhhhhhh…..” kudengar ia menghela napas “Kamu ini masih bau kencur, non. Kelak kamu akan mengerti maksudku”
“Tapi kasihan mamang sendirian…”ujarku.

Aku masih belum menerima ia meninggalkan mang Narko. Aku mengganggap mbak Siti telah salah melakukan hal ini. Dan aku sungguh berharap ia mau berubah pikiran dan mengurungkan kepergiannya.

“Percayalah….meski mbak pergi namun mang Narko ndak bakal kesepian sebab dia sudah punya pengganti diri mbak yg jauh lebih baik”
“Ganti? Siapa yg Mbak maksud?” tanyaku.

Aku sempat mengira kemungkinan yg dimaksudkan mbak Siti itu adalah salah satu istri mang Narko yg lain.

“Ya orangnya itu kamuu toh nduk!”jawab Mbak Siti sambil mencubit pipiku gemas
“A aaku, mbak?”
“Iya kamu. Hi hi hi” ujarnya sambil memperdengarkan tawa khas-nya.

Aku justru bertambah bingung namunaku tak tahu harus berkata apa-apa lagi saat ia ‘mengangkat kopernya.

“Nah Non, mbak pamit dulu sekarang. Dan mbak titip mang Narko padamu,ya…” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Aku ikut-ikutan jadi terharu. Tak kusangka ternyata mbak Siti masih memiliki perhatian terhadap mantan suami tuanya itu.

Baca Juga: Cerita Sex Iseng-Iseng ke Perpustakaan Malah Dapat Bonus Ngentot

Keputusan mbak Siti benar-benar sudah bulat dan tak dapat dicegah lagi. Akhirnya dia pergi meninggalkan kami hari itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies